Senin, 11 April 2011

LAPORAN BATUAN BEKU

2.1. JUDUL
Identifikasi Batuan Beku
2.2. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum acara indentifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
a. Praktikan mampu mengidentifikasi batuan beku
b. Praktikan mampu mengklasifikasikan batuan beku
2.3. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan beku dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Alat dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.

No Nama Alat Kegunaan

1. Komparator batuan Sebagai bahan pembanding dalam mengidenfikasi
batuan beku
2. Lubang Preparat Untuk melihat warna batuan
3. Pensil Warna Untuk menggambar batuan yang diamati
4. Rocks and Minerals Referensi klasifikasi batuan beku

Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan beku dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.

No Nama Bahan Kegunaan
1. Gabro Sebagai bahan acara 1
2. Zeolit Sebagai bahan acara 2
3. Andesit Sebagai bahan acara 3
4. Basal Sebagai bahan acara 4

2.4. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/ kasat mata.
Berdasarkan sifat-sifat fisinya:
• Warna
• Tekstur
• Struktur
• Komposisi mineral pembentuk batuan
3) Menentukan nama batuannya
4) Mengisi data pada lembar pengamatan

2.5. LANDASAN TEORI
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah: batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite. (www.vulcano.und.edu)
Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik mengalami kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
1) Batuan beku intrusif (plutonik) seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite yaitu batuan beku yang mengeras di bawah permukaan bumi.
2) Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung, riolit dan scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi. (www.Budi Setiyarso.blogspot.com)
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
- Berdasarkan Genetik
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
- Berdasarkan Senyawa Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna,batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
- Berdasarkan Susunan Mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a. Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. (Nesse, 2000)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuna beku adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.
1. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifatbasa/ mafic).
2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan sususnan butir mineral penyusun batuan. Tekstur dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur yang umumnya sering dijumpai pada batuan beku :
a. Feneritik
b. Afanitik
c. Porfiritik
d. Glassy
e. Fragmental
3. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku:
a. Masif
b. Jointing
c. Vesikular
d. Aliran
e. Amigdaloidal
4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivine, piroksen. Mineral-mineral penyusun batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika feldspar, karbonat, mineral lempung. (Firdaus, 2011)
Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari magma basaltik,walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang disusun oleh mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral kimia dan pola mineral yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal. Keseluruhan tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti tekstur mesostasis . Demikian pula, mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca yang identik dengan yang diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di bumi. Sehingga, batu hampir identik dengan nakhlites yang telah ditemukan di Bumi. Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan mineral dan kesamaan tekstur dengan batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh piroksin, olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti - seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur keseluruhannya adalah phenocrystic atau porfiritik basal. Pada NWA817 dan MIL03346 ada pengecualian yaitu bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca. (Sautter , 2002)

Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku berbutir halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan granit. Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku lelehan namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku. Cairan (umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan untuk banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya adalah pembentukan kristal besar.( Nakamura dkk, 2002)

2.6. DATA HASIL PEGAMATAN

 Nomor Peraga : 1
 Nama Batuan : Gabro
 Warna : Hitam
 Sifat Batuan : Mafic
 Tekstur : Faneritic
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Muskofit, Biotit
(Sumber: www.Geology.com)



 Nomor Peraga : 2
 Nama Batuan : Zeolit
 Warna : Abu-abu
 Sifat Batuan : Falsic
 Tekstur : Afanitic
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Plagioklas
(Sumber: www.Geology.com)



 Nomor Peraga : 3
 Nama Batuan : Andesit
 Warna : Merah Daging
 Sifat Batuan : Intermediet
 Tekstur : Afanitic
 Struktur : Jointing
 Komposisi Mineral : Ortoklas
(Sumber: www.Geology.com)



 Nomor Peraga : 4
 Nama Batuan : Basal
 Warna : Hitam
 Sifat Batuan : Mafic
 Tekstur : Afanitic
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Piroksin, Biotit
(Sumber: www.Geology.com)

2.7. PEMBAHASAN

Dalam acara identifikasi batuan beku, terdapat empat jenis batuan beku yang akan diindentifikasi. Batuan beku tersebut adalah gabro (1), zeolit (2), andesit(3) dan basal (4). Berdasarkan kandungan SiO2 –nya, batuan beku yang diidentifikasi dikelompokan menjadi dua yaitu masfic dan intermediet. Identifikasi ini didasarkan pada warna batuan yang mana batuan basal dan gabro bersifat mafic sedangkan zeolit dan andesit bersifat intermediet.
Batuan pertama yang diklasifikasikan adalah gabro. Batuan ini berwarna hitam dengan sedikit butiran-butiran kuning pada permukaannya. Menurut (www.geology.com) Gabro merupakan batuan beku pultonik yaitu batuan yang terbentuk jauh dibawa permukaan bumi. Hal ini dicirikan dengan adanya mineral-mineral yang yang relative besar pada batuan ini. Batuan ini bersifat mafic (basa) dengan kadungan silikon 45% - 52%. Sifat kimia ini juga sangat tampak dengan adanya warna batuan yang suram(gelap). Tektur batuan ini adalah faneritik. Hal ini disebabkan oleh adanya butiran mineral penyusun batuan yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, batuan ini tidak memiliki retakan-retakan ataupun lubang-lubang gas pada permukaannya sehingga struktur keseluruhan batuan ini adalah masif. Batuan ini mengandung mineral mika. Mika itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu muskovit (mika yang berwarna putih) dan biotit (mika yang berwarna hitam). Pada batuan gabro, muskovit lebih dominan dibandingkan dengan biotit yang hanya merupakan fragmen pada batuan ini.
Batuan kedua yang diidentifikasikan adalah zeolit. Batuan ini berwarna abu-abu. Batuan ini bersifat felsic dengan kandungan silikon > 65 %. Kadar silikon ini sangat tampak jelas dengan adanya warna batuan yang terang. Dari segi tekstur, batuan ini digolongkan kedalam kelompok afanitik yaitu batuan dengan butiran mineral yang sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan ini berbentuk pejal dengan tidak adanya retakan maupun lubang gas pada permukaan batuan. Sehingga batuan ini berstruktur masif. Komposisi mineral batuan zeolit adalah plagioklas.
Batuan ketiga yang diidentifikasi adalah andesit. Batuan ini berwarna merah daging sedangkan warna lapuk dari batuan ini adalah cokelat. Berdasarkan kandungan SIO2-nya, batuan andesit merupakan kelompok dari intermediet. Batuan andesit memiliki Silikat sekitar 57 %. Butiran mineral penyusun batuan andesit tidak dapat dilihat dengan mata (afanitik). Batuan andesit berstruktur jointing dengan retakan - retakan pada permukaannya. Mineral utama penyusun batuan andesit ini adalah ortoklas. Ortoklas merupakan merupakan minera feldspar yang berwarna merah daging dengan bidang belahan yang tegak lurus atau 90o .
Batuan terakhir yang dilakukan identifikasi pada acara identifikasi batuan beku adalah Batu Basal. Menurut (www.vulcano.und.edu), batu basal merupakan batuan beku vulkanik yaitu batuan beku yang terbentuk diatas permukaan bumi melalui proses pendinginan yang sangat cepat. Hal ini menyebabkan Kristal batu basal lebih kecil. Batuan ini bersifat mafic atau basa. Hal ini direpsentasikan dengan adanya warna batuan yang gelap. Butiran mineral penyusun batuan ini tidak dapat dilihat secara kasat mata karena ukuran butiran yang relatif seragam. Batu basal pada umumnya berbentuk masif (pejal tanpa retakan dan lubang udara). Batuan ini terbentuk dari dua mineral yaitu piroksin dan biotit.

2.8. PENUTUP

2.8.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari acara identifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
1) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di atas permukaan bumi maupun dibawah permukaan bumi.
2) Batuan beku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tempat terbentuk
 Batuan beku intrusif
 Batuan beku ekstrusif
b. Komposisi kimia
 Batuan beku asam (Felsic)
 Batuan beku intermediet
 Batuan beku basa (Mafic)
 Batuan beku ultra basa
c. Tekstur
 Faneritik
 Afanitik
 Porfiritik
 Glassy
 Fragmental
d. Struktur
 Masif
 Jointing
 Vesikular
 Aliran
 Amigdaloidal
2.8.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum identifikasi batuan buku adalah agar alat yang masih kurang agar segera dilengkapi sehingga praktikan tahun yang akan datang dapat melaksanakan acara identifikasi batuan beku dengan baik sehingga hasilnya akan maksimal.





















DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, 2011, Modul Praktikum Geologi Dasar, Universitas Haluoleo: Kendari
Http://www.Budi Setiyarso.blogspot.com/Batuan 1.htm.(diakses tanggal 9 April 2011)
Http://www.geology.com/igneous rock.htm (diases tanggal 8 April 2011)
Http://www.vulcano.und.edu/Batuan Beku.htm.(diakses tanggal 9 April 2011)
Nakamura, N., Yamakawa, A., Yamashita, K., Kobayashi, T., Imae, N., Misawa, K., Kojima, H., 2002, REE abundances and Rb–Sr age of a new Antarctic nakhlite Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo
Nesse, W.D., 2000. Introduction to Mineralogy. Oxford University Press: New York
Sautter, V., Barrat, J.A., Jambon, A., Lorand, J.P., Gillet, Ph., Javoy, M., Joron, J.L., Lesourd, M, 2002, A new Martian meteorite from Morocco: the nakhlite North West Africa 817. Earth Planet: Afrika Barat













PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA II
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU





OLEH :
NAMA : NURSAHIRUDDIN
STAMBUK : F1B1 10 012
KONSENTRASI : GEOLOGI
KELOMPOK : V (LIMA)
ANGGOTA : 1). FADIL MAFHUT (GEOLOGI)
2). MELANINGSIH (GEOFISIKA)
3). HERLANI SADIDU (GEOFISIKA)
ASISTEN : NASRUDIN



LABORATORIUM KEBUMIAN
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar