Kamis, 06 Oktober 2011

MAKALAH KENAKALAN REMAJ

MAKALAH
“KENAKALAN REMAJA”






OLEH :
NAMA : SUSANTI
STAMBUK : A1A2 11 092



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirot Allah Swt. Karena atas rahmat serta ridhonyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kenalan Remaja, sholawat serta salam penulis ucapkan kepada nabi besar Muhammad Saw. Kepada keluarga dan para sohabatnya serat kita selaku umatnya yang mudah-mudaha mendapat safaatnya. Amin.Pada makalah ini akan dibahas tentang Kenakalan Remaja
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan keritik serta saran yang membangun dari pembaca penulis harapkan agar kedepannya makala ini dapat jauh lebih baik lagi.


Penulis










DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. REMAJA DAN ROKOK
B. PENMYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA
C. MENANGANI MASALAH YANG TERAJADI PADA REMAJA
D. REMAJA DAN PERILAKU HIDUP SEHAT
BAB III PENUTUP
E. SIMPULAN
F. SARAN
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

1. MASA REMAJA

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka.
Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensidimensi tersebut.

2. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak perempuan, kedua hor mon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone.Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

3. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih
tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajarmengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

4. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa
para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalahmasalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam
melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak. Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru. Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika “lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan
dengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

5. Dimensi Psikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam
untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis. Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-image). Remaja cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”. Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga
seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jatidiri positif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan – kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997). Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam dan berhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman sebaya.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab kenakalan remaja?
2. Bagaiman cara mengatasi kenakalan remaja ?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penyebab kenakalan remaja.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja tersebut.
















BAB II
PEMBAHASAN

A. REMAJA DAN ROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Penyebab Remaja Merokok

1. Pengaruh Orang Tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson,
Pengantar psikologi, 1999:294).

2. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

3. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

4. Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991)

B. PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA

Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. benar agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah
meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS

Data dan Fakta HIV/AIDS

Dilihat dari jumlah pengidap dan peningkatan jumlahnya dari waktu ke waktu, maka dewasa ini HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sudah dapat dianggap sebagai ancaman hidup bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan sampai Juni 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS atau ODHA (Orang Yang Hidup Dengan HIV/AIDS) di Indonesia adalah 3.647 orang terdiri dari pengidap HIV 2.559 dan penderita AIDS 1.088 orang. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 15 - 19 berjumlah 151 orang (4,14%); 19-24 berjumlah 930 orang (25,50%). Ini berarti bahwa jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS adalah remaja dan orang muda.
Dari data tersebut, dilaporkan yang sudah meninggal karena AIDS secara umum adalah 394 orang (Subdit PMS & AIDS, Ditjen PPM & PL, Depkes R.I.). Diperkirakan setiap hari ada 8.219 orang di dunia yang meninggal karena AIDS, sedangkan di kawasan Asia Pacific mencapai angka1.192orang.
Data dan fakta tersebut belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya, melainkan hanya merupakan "puncak gunung es", artinya, yang kelihatan atau dilaporkan hanya sedikit, sementara yang tidak kelihatan atau tidak dilaporkan jumlahnya berkali-kali lipat. Para ahli memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya bisa 100 kali lipat.

Remaja dan HIV/AIDS

Penularan virus HIV ternyata menyebar sangat cepat di kalangan remaja dan kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, yaitu sebanyak 2.112(58%) kasus. Dari beberapa penelitian terungkap bahwa semakin lama semakin banyak remaja di bawah usia 18 tahun yang sudah melakukan hubungan seks. Cara penularan lainnya adalah melalui jarum suntik (pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai narkoba, yaitu sebesar 815 (22,3%) kasus dan melalui transfusi darah 4 (0,10%) kasus). FKUl-RSCM melaporkan bahwa lebih dari 75% kasus infeksi HIV di kalangan remaja terjadi di kalangan pengguna narkotika. Jumlah ini merupakan kenaikan menyolok dibanding beberapa tahun yang lalu. Beberapa penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah
1. Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda. Kurangnya informasi ini disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya, moralitas dan lainlain, sehingga remaja seringkali tidak memperoleh informasi maupun pelayanan kesehatan reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari berbagai resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.
2. Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi dorongan seksual. Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba sesuatu yang baru, termasuk melakukan hubungan seks dan penggunaan narkoba.
3. Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh melalui seks, alkohol, narkoba, dan sebagainya yang disampaikan melalui berbagai media cetak atau elektronik.
4. Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya untuk membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
5. Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS mempunyai periode inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera terlihat.
6. Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya juga belum cukup menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja masih mempunyai pandangan yang salah mengenai HIV/AIDS.
7. Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat pelayanan kesehatan reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya remaja yang terkena HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.


Penyalahgunaan Narkoba

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan – mulai dari keinginan untuk dicoba – coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dll maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan
kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut: 1) coba-coba; 2) senang-senang; 3) menggunakan pada saat atau keadaan tertentu; 4) penyalahgunaan; 5) ketergantungan.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.
1. Dampak Fisik:
1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian

2. Dampak Psikis:
1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3. Dampak Sosiai:
1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.


Bahaya Narkoba Bagi Remaja

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

C. MENANGANI MASALAH YANG TERJADI PADA REMAJA

Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dll.

Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
Peran Orangtua :
• Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita
• Membekali anak dengan dasar moral dan agama
• Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua – anak
• Menjalin kerjasama yang baik dengan guru
• Menjai tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat
• Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
• Hindarkan anak dari NAPZA
Peran Guru :
• Bersahabat dengan siswa
• Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman
• Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler
• Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga
• Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP
• Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
• Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
• Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat
• Mewaspadai adanya provokator
• Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
• Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan sosial
• Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA Peran Pemerintah dan masyarakat :
• Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
• Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain
• Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas
• Memberikan keteladanan
• Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas
• Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
Peran Media :
• Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia)
• Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
• Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja

D. REMAJA DAN PERILAKU HIDUP SEHAT

Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja:
1. Mengerti tujuan hidup
2.Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya.
3. Bergaul dengan bijaksana
4. Terus menerus memperbaiki diri
Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remaja yang handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fisik 35%
2. Intelektual 20%
3. Emosional 30%
4. Spiritual 15%
Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidak sama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruh terhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang remaja melihat dirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang lain termasuk orang tua dan pembina? Kadangkadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orang tua, teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat:
1. Otoriter ------- demokratis
2. Tertutup ------- terbuka
3. Formal ------- informal
Semua tersebut di atas dalam keadaan "dalam perjalanan menuju" Sehingga dapat dilihat segalanya masih dalam proses dan tidak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa.
"Dalam perjalanan menuju" ini yang menonjol adalah:
1. Fisik yang kuat
2. Emosi yang cepat tersinggung
3. Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang
4. Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tatakrama hanya kadang-kadang saja dipakai Dan "Dalam perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja adalahbagaimana remaja dapat berproses :
1. Menuju fisik yang ideal
2. Menuju emosi kelakian ataupun kewanitaan yang utuh
3. Menuju cara berfikir dewasa
4. Menuju mempercayai hal-hal yang agamais, bersifat falsafah dan bersifat tatakrama



















BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Adapun simpulan dari uraian diatas adalah sebagai berikut:

1. Kenakalan yang dilakukan remaja antara lain adalah merokok, melakukan hubungan seksual, menggunakan obat-obatan terlarang, dan mengkonsumsi minuman keras
2. Salah satu cara untuk mencegah kenakalan remaja adalah dengan menerapkan pola hidup sehat pada diri remaja sehingga dia dapat mengerti tujuan hidupnya, dengan demikian remaja akan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dapat merusa kehidupnnya kelak.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat saya ajukan memlalui tulisan ini adalah sekiranya makalah ini dapat dipahami serta diamalkan oleh para remaja sehingga dapat terhindar dari berbagai bentuk-bentuk kenakalan remaja.





















DAFTAR PUSTAKA


Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh
Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice.
Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Philadelphia: The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Offset
Kaplan dan Sadock.1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (Edisi ke 7, Jilid 1). Jakarta. Binarupa Aksara.
BKKBN. 2001. Remaja Mengenai Dirinya. Jakarta. BKKBN
Dep. Kesehatan RI. 1997. AIDS di Tempat Kerja. Jakarta
UNESCO and UNAIDS. 2002. HIV/AIDS and Education: A Too/kit for Ministries of Education

Senin, 26 September 2011

GEOSTRUK III

Ukuran Kegagalan Kolom
(Mohr Envelope)

Geologi struktural adalah studi dari batu karang yang diubah bentuk. Deforamtion adalah tanggapan dari batu karang itu kepada suatu keadaan dari tekanan. Karena kelainan bentuk batu karang alami(wajar adalah suatu proses yang lambat, percobaan laboratorium harus digunakan untuk "kecepatan" waktu. Satu komponen dari sifat hilang di dalam laboratorium itu adalah ukuran. Kelainan bentuk batu karang kecil mencicip dapat "dipetakan" di dalam laboratorium oleh kurva-kurva yang mempertunjukkan hubungan antara besaran dari tekanan berlaku untuk batu karang dan jumlah dari ketegangan atau kelainan bentuk, batu karang sudah dinderita. Kurva-kurva ini dikenal sebagai kurva tegangan-regangan. Ketegangan () adalah suatu ukuran kelainan bentuk ketika batu karang mengubah bentuk yang berpakaian seragam. Kurva tegangan-regangan (- curve) yang paling sederhana.

d/d = E

Di mana E adalah konstan. Persamaan diferensial ini adalah Hukum Hooke untuk perilaku linear elastis dari bahan-bahan. Di dalam kasus dari hukum Hooke, E konstan dikenal sebagai modulus Young. Reaksi itu ke(pada suatu tekanan berlaku untuk satu benda elastik seperti suatu peluru/bola karet adalah suatu predictible dan jumlah dapat diulang dari ketegangan. Regangan elastik adalah dapat dipulihkan. Oleh ini kita berarti bahwa ketika tekanan itu mencabut tubuh itu akan kembali ke bentuk nya yang asli.
Tidak ada material yang termasuk batu karang akan mendukung satu jumlah yang besar dari dengan tak terbatas ketegangan. Setelah suatu jumlah yang tertentu dari regangan elastik mengayun-ayun akan mengubah bentuk dalam beberapa cara yang lain. Pokok transisi dari perilaku yang elastis ke jenis yang lain dari perilaku adalah yang disebut batas-regang. %hasil berarti juga suatu bukan kelainan bentuk yang dapat dipulihkan. Satu gaya yang umum dari perilaku batu karang setelah %hasil adalah retak rapuh dan gaya lain dari perilaku batu karang adalah arus dapat dibentuk. Suatu batu karang bahwa sudah yang digagalkan oleh retak yang rapuh sudah biasanya menerobos lebih dari satu peice.
Di dalam bumi masing-masing volume kecil dari batu karang adalah yang dikepung oleh batu karang yang lain. Pengaruh dari melingkupi batu karang untuk membatasi volume yang dimasalahkan dan menerapkan suatu membatasi tekanan (kadang-kadang memanggi l(hubungi suatu tekanan yang lithostatic). Dalam urutan karena kelainan bentuk batu karang untuk kelangsungan tegangan utama dalam satu arah (1) harus melebihi yang lain dua pokok menekankan (2, dan 3) yang adalah di sudut siku-siku untuk 1.Perbedaan ini antara 1 dan, berkata,3 memanggil (hubungi tekanan yang diferensial kepada yang mana contoh diperlakukan. Di dalam analisa dari kelainan bentuk batu karang 3 adalah setara dengan membatasi tekanan.

Pengetahuan kita tentang perilaku dari batu karang datang dari eksperimen-eksperimen di dalam laboratorium. Satu eksperimen mekanika batu karang yang umum menggunakan suatu silinder dari batu karang menempatkan di suatu mesin kelainan bentuk batu karang. Silinder seperti itu ditunjukkan di dalam potongan melintang (gambar. 13-1). Piston menghubungi ujung silinder dan menciptakan menekankan perlu mengubah bentuk batu karang. Silinder itu dikepung oleh suatu membatasi medium yang dicegah dari penyaluran langsung ke dalam pori-pori dari contoh batu karang oleh satu jaket/sampul yang tak dapat ditembus. Di dalam Gambar 13-1 contoh itu adalah stippled, membatasi medium diwakili oleh dalam batin menunjuk panah-panah, dan piston-piston pemuatan dinyatakan sebagai object yang lebih gelap di yang manapun akhir dari contoh batu karang. Aplikasi tekanan diferensial adalah yang ditunjukkan oleh gelap, panah-panah vertikal di yang manapun akhir dari piston.



(Gambar. 13-1)

Suatu kurva tegangan-regangan yang khas ditunjukkan di sebelah kanan dari batu karang deformaiton mengadakan percobaan. Ketika tekanan meningkat di batu karang, tegangan batu karang. Begitu retak kekuatan batu karang itu dicapai batu karang gagal sepanjang satu atau lebih retak naik pesawat terbang. Kegagalan itu ditandai oleh suatu tekanan yang mendadak meneteskan ke dalam kurva tegangan-regangan.



(Gambar. 13-2)

Di dalam abad 18th yang lalu; almarhum suatu penyelidik alam Prancis, Kolom, mengamati karena tegangan geser batu karang itu | |perlu menyebabkan kegagalan rapuh ke seberang suatu pesawat ditentang oleh kohesi material So dan oleh suatu konstan *µ waktu tegangan normal n ke seberang bahwa naik pesawat terbang:

|| = So + *µn.

Konstan *µ menghubungi koefisien gesekan internal. *µ tidak untuk salah mengira µ, koefisien gesek luncur yang akan dibahas secara detil di suatu ceramah kuliah yang masa depan. Karena suatu tegangan geser paralel kepada pesawat dari kegagalan, retak yang rapuh adalah biasanya disebut suatu retak gunting besar. Gaya dari ini retak harus dibedakan dari suatu crack yang dapat diregangkan bahwa membuka normal kepada tegangan utama paling sedikit (3). Ingat bahwa

n = 1/2(1 + 3) + 1/2(1 - 3) cos2

Dan

 = - 1/21 - 3) sin2 (see Fig. 13-2).

Menggantikan ke dalam hubungan Coulomb

 - *µn = 1/2(1 - 3)[sin2 - *µ.cos2 ] - 1/2*µ(1 +3)

Untuk kegagalan perbedaan antara  dan n harus maksimum yang terjadi ketika

tan2 = -1/*µ

2lies between 90° and 180°. Thus

sin2 = (*µ2 + 1)-1/2,

dan

cos2 = - *µ(*µ2 + 1)-1/2.


Again substituting

 - *µn = 1/2(1 - 3)[*µ2 + 1]-1/2 - 1/2*µ(1 - 3)

yang memberi nilai maksimum dari - *µßn. Kegagalan terjadi ketika

2S0 = 1{(*µ2 + 1)1/2 - *µ} - 3{(*µ2 + 1)1/2 + *µ}.

Ini adalah ukuran Coulomb yang terkenal untuk kegagalan yang rapuh. amplop kegagalan Coulomb dapat direncanakan di suatu 1 melawan 3 grafik (gambar 13-3). Di dalam gambar 13-3 kuat mampat yang berporos tunggal adalah C0 di mana

C0 = 2S0[( *µ2 + 1)-1/2 + *µ]



(Gambar. 13-3)

Penyajian lain ukuran Coulomb diperoleh dengan memperkenalkan seribu tegangan purata dan tegangan geser maksimum m di mana
m = 1/2(1 + 3) and m = 1/2(1 - 3).

Lalu ukuran Coulomb menjadi :

(*µ2 + 1)1/2m - *µ.m = S0

Sekarang jika *µ =Tan di mana adalah penjuru/sudut gesekan internal

m = msin  + cos
yang satu baris di dalam pesawat seribu m -m kecenderungan tan-1(sin ))dan menginterupsi S0 cos  di seribu poros (gambar 13-4).

Hasil ini adalah serupa dengan Mohr melingkar penyajian di mana ukuran Coulomb diwakili oleh suatu garis lurus dari keserongan *µ =Tan dan Perpotongan‚ di | |poros. Jika 1 - 3 lingkaran menyentuh baris dari kegagalan ukuran Coulomb rapuh lalu.

hipotesis Mohr adalah bahwa ketika kegagalan geser berlangsung ke seberang suatu pesawat, tegangan normal n dan tegangan geser terkait oleh suatu fungsi

|| = f(n).

Kegagalan berlangsung jika lingkaran dari C pusat di 1 - 3 hanya menyentuh AB. Kurva kegagalan diperoleh secara eksperimen dan adalah membungkus dari banyak lingkaran-lingkaran Mohr sesuai dengan kegagalan di bawah bermacam membatasi tekanan (3)kondisi-kondisi.




(Gambar. 13-4)


Geologi Struktural
Beri kuliah 14
Pematahan Mikrorengkahan-Mikrorengkahan dan Gunting Besar
(Kegagalan Batu Karang)

ukuran Coulomb adalah empiris memerlukan beberapa kelainan bentuk batu karang mengadakan percobaan pada yang berbeda 1 - 3 kondisi-kondisi. kemudian mengadakan percobaan kegagalan dari suatu jenis yang tertentu dari batu karang kemudian batu karang tersebut bisa diramalkan. Ukuran berisi tanpa informasi tentang mekanisme atau proses yang mikroskopis melibatkan di dalam retak batu karang. Dengan menarik, ukuran Coulomb dirumuskan sekitar 1770 dan lebih dari 150 tahun sebelum proses yang nyata dari kegagalan batu karang dipahami. Sekitar 1920 an insinyur bernama Griffith pertama mengembangkan suatu ukuran kegagalan yang mekanistis yang bisa diberlakukan bagi batu karang. teori Griffith mula-mula dirumuskan untuk menjelaskan retak di dalam gelas.

Ukuran Griffith

ukuran Griffith didasarkan pengamatan bahwa gelas tidak secara internal homogen tetapi lebih berisi pori-pori. Pori-pori di dalam batu karang terdapat ruang spasi asli antara butir-butir bahwa tidak dengan sepenuhnya mengisi dengan semen atau mereka dapat mikrorengkahan-mikrorengkahan dengan mengembangkan ketika batu karang itu ditekankan. Rongga ini memainkan satu peran yang penting di dalam kegagalan batu karang secara langsung melalui perlemahan batu karang dan secara tidak langsung melalui menjadi tuan numah air pori yang di bawah tekanan dapat juga mempengaruhi kekuatan batu karang. Pengaruh dari rongga di kekayaan yang elastis suatu batu karang dapat termasuk: 1.) modulus Young itu (E) dari suatu batu karang yang berisi rongga dan crack-crack adalah kurang dari E yang hakiki suatu batu karang yang padat (satu sifat intrinsik mengacu pada harta itu dalam satu kelompok tanpa kekurangan-kekurangan atau crack); 2.) perbandingan Poisson itu ()dari suatu batu karang yang berisi bercak adalah kurang dari yang hakiki yang ;3.) crack mengayun-ayun suatu modulus yang berbeda selama pemuatan dan membongkar (perbedaan ini di dalam perilaku dikenal sebagai histeresis).
Griffith mengamati bahwa sebelum gelas (yaitu. batu karang mikrorengkahan kegagalan dan rongga pori di dalam batu karang berkembang dalam panjangnya atau menyebarkan. Banyak dari mikrorengkahan ini harus menyebarkan dan lalu tumpang tindih sebelum batu karang itu dapat gagal sepanjang suatu zone gunting besar. Griffith menguji kondisi di bawah mikrorengkahan-mikrorengkahan yang individu dinyebarkan. Pertama-tama, ia mengamati bahwa bertepuk?retak harus mencerai beraikan untuk menyebabkan perkembangbiakan. Dengan kata lain, mikrorengkahan-mikrorengkahan itu harus gagal di dalam tegangan. pendekatan Griffith untuk menguji jumlah dari energi yang tersedia menyebabkan crack itu untuk menyebarkan. Daya ingat bahwa pekerjaan, suatu skalar, (W) adalah darab bintik dari suatu vektor kekuatan f dan vektor pemindahan d.

W = f (dot) d.


Griffith (1924) mengenal bahwa selama tenaga muka perkembangbiakan crack, dUS , adalah perlu menciptakan luas permukaan baru. Seperti crack menyebarkan, suatu batu karang boleh mengalami suatu perubahan di dalam energi regangan, dUE yang akan berperan untuk energi permukaan Boundary daya tarik boleh juga berperan untuk tenaga muka dalam wujud kerja mekanis, dWR keduannya dWR dan dUE adalah wujud-wujud dari energi mekanis, Perubahan yang total di dalam energi untuk perkembangbiakan crack adalah

. [14-1]

Di bawah keadaan yang tertentu bertepuk retak perkembangbiakan boleh berlangsung tanpa mengubah energi yang total dari sistim crack batu karang. Hal ini dikenal sebagai konsep kesetimbangan energi Griffith untuk perkembangbiakan crack di mana persyaratan keseimbangan patokan adalah satu kenaikan dari perluasan crack dc,

. [14-2]

Untuk keseimbangan, mekanika (-dWR + dUE ) dan tenaga muka (dUS)terminologi di dalam batu karang bertepuk atau retak sistim harus menyeimbangkan di atas suatu unit bertepuk atau retak perluasan dc. Energi total dari sistim batu karang crack adalah di suatu maksimum pada keseimbangan. Setiap gangguan sistim seperti satu peningkatan di dalam beban-tarik akan menyebabkan crack itu untuk menyebarkan secara spontan tanpa batas. Selama perkembangbiakan crack dinding crack menggerakkan keluar kepada beberapa bentuk wujud energi lebih rendah yang baru atas kepindahan dari daya tarik pengendalian ke seberang satu kenaikan dari crack. Pada hakekatnya, gerakan dinding crack menunjukkan suatu penurunan daya mekanis selagi pekerjaan dibelanjakan untuk mencabut pengekangan-pengekangan ke seberang kenaikan crack. itu bekerja untuk mencabut pengekangan-pengekangan itu adalah tenaga muka untuk perkembangbiakan crack yang inkremental

ketika satu benda elastik adalah tunduk kepada suatu beban, batasan-batasan nya akan memindahkan dari status yang dikosongkan ke keadaan keseimbangan sehingga

. [14-3]
Karena tubuh dari batu karang yang berisi satu crack berbentuk lonjong dengan sumbu utama tegak-lurus pada suatu tegangan yang seragam (yaitu., Sh <0), Griffith menghitung itu , [14-4] Dengan ketentuan bahwa batu karang itu adalah tebal cukup karena kondisi-kondisi regangan bidang untuk pegang(jaga. Menurut Jaeger dan Cook (1977) pengaruh dari suatu berjalan cepat kekayaan yang elastis dari batu karang muncul di dan bertepuk atau retak terminologi panjangnya. Untuk tenaga muka dari crack, Griffith menggambarkan panjangnya crack seperti 2c dan mengenal perkembangbiakan crack menghasilkan dua crack menghadapi. Oleh karena itu, [14-5] tenaga muka bebas per bidang unit. Mengganti/ Menggantikan Penyamaan-penyamaan [ 14-3], [14-4], dan [14-5] ke dalam [14-1] lalu menerapkan Equation [14-2], Griffith memecahkan karena tekanan yang kritis untuk perkembangbiakan crack [14-6] di mana T0 adalah kekuatan-tarik yang berporos tunggal dari batu karang. Di sini untuk suatu batuan kering di dalam permukaan dekat. Penyamaan 3-22 adalah Ukuran perkembangbiakan retakan Griffith yang terkenal. Ini adalah ukuran Griffith yang terkenal untuk kegagalan batu karang di dalam tegangan (Gambar 14-1). (Fig 14-1) Jalan lain untuk menggambarkan ukuran Griffith mempertimbangkan; menganggap bahwa sistim crack yang sederhana menunjukkan di dalam gambar 14-2. Daya mekanis dari sistim adalah ini (-WL + UE) di mana UE adalah tenaga potensial menyimpan di dalam sistim dan WL adalah bekerja karena jarak dari batas yang luar. Pangkal itu ditetapkan atau diperbaiki dengan teguh dan akhir yang bagian atas terisi dengan kekuatan F.Sistim crack akan bertindak sebagai satu musim semiyaitu mata air yang elastis oleh Hukum Hook u = F di mana  adalah komplians elastik dari sistim dan u adalah jarak dari ujung puncak dari sistim. Energi regangan dari sistim itu kemudian adalah UE = 1/2Fu = 1/2F2 = 1/2u2/ Dengan syarat kita tidak menyilahkan crack (2c) meluas kepada c.Jika crack itu mengerjakan meluas oleh c ketika F kekuatan diterapkan, lalu komplians elastik dari sistim meningkatkan seperti: u = F + F Untuk c > 0, F < 0 and  > 0.Jika crack meluas, daya mekanis dari sistim itu perlu berkurang.

WL = Fu + uF = Fu

Perubahan daya mekanis yang total kemudian

(-WL + UE) = -1/2F2


(Gambar. 14-2)

Antara ini kembali kepada pertimbangan pembedaan antara kegagalan di dalam tegangan dan kegagalan di dalam tekanan. ukuran Griffith memberi suatu penjelasan tentang Crack yang menyebarkan di dalam pesawat normal kepada tegangan-tarik atau paling sedikit princial tekanan (T = -3). Bagaimanapun, kita sudah pelajari batu karang utuh bahwa menekankan termasuk 3 peningkatan dengan kedalaman di dalam kerak dari bumi. Namun, batu karang mematahkan di dalam gunting besar bergantung pada perkembangbiakan mikrorengkahan di mana perkembangbiakan itu disebabkan oleh yang dapat diregangkan. Di manakah semua yang dapat diregangkan dihasilkan ketika batu karang adalah jauh di dalam kerak dari bumi? Jawaban adalah bahwa/karena di suatu butir-butir skala yang mikroskopis tekan melawan terhadap satu sama lain pada kontak-kontak yang tajam/jelas. Kontak-kontak ini disebut "orang bangun tidur tekanan". Di bawah ini kontak-kontak yang dapat diregangkan sangat besar yang mikroskopis menekankan dapat dihasilkan meskipun batu karang yang utuh menekan di dalam sangat compressive.

Gambar 14-3 pertunjukan satu contoh dari suatu orang bangun tidur tekanan. Pokok menghubungi dari tiap disk berfungsi untuk memusatkan tekanan yang dibagi-bagikan di atas akhir plattens. Peningkatan di dalam tekanan ditunjukkan oleh permulaan bentuk yang lingkar dari kontak titik. Bentuk ini mewakili; menunjukkan bentuk dari perbedaan tekanan sama. Angka-angka menunjukkan bahwa perbedaan tekanan meningkatkan ketika pokok menghubungi didekati.

(Gambar. 14-3)

Karakteristik lain dari titik menghubungi adalah bahwa sebagian dari volume di bawah kontak pokok adalah dalam keadaan tegangan. Volume seperti itu digambarkan di dalam gambar 14-3. Ketika batu karang itu dimampatkan di bawah ketinggian 1 - 3 kondisi-kondisi, banyak dari ini kontak-kontak yang mikroskopis diaktipkan dan perkembangbiakan crack mikroskopis adalah umum. Seperti populasi mikrorengkahan-mikrorengkahan meningkatkan suatu zone dari kelemahan mengembangkan dekat tetapi bukan sepanjang suatu pesawat dari tegangan geser maksimum (max). Zone dari ini persimpangan mikrorengkahan pada akhirnya penghuni melalui retak gunting besar perjalanan.
Mematahkan gunting besar tidak membentuk pada 45° kepada 1 dan di dalam pesawat dari †max tetapi lebih di suatu pesawat normal siapa semakin dekat kepada 3 dibanding 1.Alasan untuk perilaku ini ditemukan di suatu pengujian yang semakin dekat ukuran Coulomb di mana


 = S0 + µ0n

di mana n dan  yang normal dan tegangan geser di pesawat dari kegagalan berturut-turut dan S0 adalah yang kompak kekuatan batu karang (gambar. 14-4). µ0 adalah sudut gesekan internal

µ0 = tan 





(Gambar. 14-4)

Tan  tidak bisa meassured secara langsung hanya, berasal dari keserongan dari kegagalan Coulomb membungkus. µ0 harus dibedakan dari koefisien gesek luncur (µ)yang menghubungkan  dan n selama galangan dari suatu kesalahan

µ = /n.

(µ akan dibahas di perkuliahan masa depan) (gambar. 14-5).

µ0 meramalkan sudut dari kegagalan geser


µ0 = ( - S0)/n.
Suatu alur cerita yang grafis , n, and ( - S0)/n menunjukkan bahwa kegagalan geser terjadi di pesawat di mana ( - S0)/n dimaksimalkan (gambar. 14-6).



(Gambar14-5)






(Gambar. 14-6)

Pematahan gunting besar memerlukan suatu tekanan diferensial yang tinggi. seperti tekankan bukanlah umum di dalam kerak. Tempat 1 - 3 di mana bisa ketinggian termasuk:
1. Zone-zone kesalahan -Sepanjang kekasaran/ketajaman-kekasaran/ketajaman zone-zone kesalahan yang menyambungkan dapat bertindak sebagai konsentrator-konsentrator tegangan setempat. Sebenarnya, studi-studi dari gempabumi-gempabumi menunjukkan bahwa banyak menyalahkan kunci dan lalu tergelincir dengan kasar. Kekasaran/ketajaman-kekasaran/ketajaman menyebabkan penguncian dan lebih sering daripada tidak gempabumi itu adalah suatu manisfestation kekasaran/ketajaman itu yang sedang dipotong
2. Struktur-struktur buatan manusia -Tiang-tiang di dalam tambang(ranjau-tambang(ranjau sering kali harus membawa mengisi?memuat banyak kali bahwa dari batu karang yang tak terganggu yang berdekatan yang ditinggalkan dengan pekerjaan tambang. Pembukaan-pembukaan batang tambang(ranjau juga bertindak sebagai konsentrator-konsentrator tekanan di dalam cara yang hampir sama sebagai titik yang mikroskopis mengontrak di dalam batu karang. Menekankan di sekitar melubangi di dalam batu karang dapat banyak kali sama besar seperti ditemukan di dalam batu karang yang tak terganggu.
3. Pita suara -Batu karang dapat bertindak seperti plat-plat yang elastis yang menekuk. Itu dikenal dari teori dari kekenyalan bahwa bagian dari plat yang dibengkokkan dimampatkan. Di dalam zone ini tekanan di dalam batu karang compressive yang dilipat menekankan dapat jadinya maka besar yang kekuatan geser dari batu karang itu terlewati.

Permukaan dari suatu retak gunting besar dapat melakukan salah satu adalah suatu permukaan yang slickensided atau suatu serabut melapisi permukaan. Yang belakangan mempunyai dengan tak menentu disebut suatu permukaan yang slickensided. permukaan-permukaan Slickensided adalah produk dari pemolesan getas dan biasanya sudah wortel membentuk pakaian(pengausan mengalur. permukaan-permukaan Fiber-coated adalah produk dari galangan yang dapat dibentuk di mana mekanisme kelainan bentuk adalah perpindahan massal difusi. Solusi tekanan memecahkan kekasaran/ketajaman-kekasaran/ketajaman [di/ke] mana yang disimpan kembali ketika penunjukan serabut-serabut di dalam arah galangan.

ELEKTRONIKA I

Kita melihat pembahasan sebelumnya, diode Zener data digunakan pada rangkaian untuk(1) perlindungan tegangan berlebih dan (2) pengatur tegangan.
Sebuaha aplikasi penting dari diode pengatur adalah rangkaian pembetulan. Rangkaian ini digunakan untuk mengubah signal AC menjadi signal DCpada power supplies. Bagan kotak ini adalah gambaran proses pada power supply DC.

Power supply DC ditunjukan pertama kali oleh transformator.

Sebuah transformator ideal mengubah aplitudo dari waktu tegangan yang bermacam-macam.

Hal ini terjadi meskipun tidak ada kontak langsung antara bagian input dan output. Hukum Faraday :


Dari beberapa perbandingan N1/N2 pada (1) peningkatan atau penurunan tegangan keluar berhubungan dengan tegangan masuk :
• Jika N2 > N1. Dinamakan transformator step Up
• Jika N2 < N1. Dinamakan transformator step Down Sebagai contoh, Untuk mengubah teganganAC pada 120 VRMS dalam DC, katakanlah 13,8 VDC, kita membutuhkan transformator step down dengan perbandingan: atau 8 : 1 (N1 : N2). Kita memilih Vs ≈15 VDC untuk Pembatas. Tahapan untuk menetapkan power supply DC ini adalah : • Dioda rektifier.Memberikan tegangan kutub tunggal, tetapi berdetak setiap waktu. • Penyaring. Memperlancar detakan yang keluar pada tegangan. • Regulator. Mengembalikan riak tegangan DC murni. Sekarang kita akan berkonsentrasi pada signal AC yang sebenarnya. DIODE REKTIFIER Kita akan membahas tiga metode dari diode rectifikasi. 1. Rektifikasi Half-cycle (setengah lingkaran) 2. Rektifikasi Full-cycle (lingkaran penuh) 3. Rektifikasi jembatan. (ini adalah diode yang memungkinkan untuk digunakan secara meluas) 1. Half-cycle rectification Sebenarnya kita telah siap melihat rangkaian ini sebelum pelajaran ini ! Kita akan menggunakan model PWL pada diode untuk membangun rangkaian yang ekuivalen sebagai penyearah: Dari rangkaian ini, tegangan keluaran akan menjadi nol jika Vs(t) < VD0. Sebaliknya, jika Vs(t) > VD0 kita dapat determinankan V0 dari superposisi dua sumber (DC dan AC) pada sumber rangkaian sejak kita memiliki bentuk linear diode :
• DC :

• AC :
Harus diketahui bahwa kita tidak sedang berasumsi tentang siganal AC yang kecil.Kita telah berasumsi dari model PWL untuk melengkapi masaah bentuk linear ketika Vs(t) > VD0 dan kemudian kita menggunakan superposisi dari dua sumber, dimana ini baru saja menjadi sumber DC dan AC.
Tegangan total adalah penjumlahan dari komponen DC dan AC :

Pada kebanyakan aplikasi rD << R jadi bahwa R/(R+rD¬ ≈1. Karenanya, Sketsa hasil akhir ini ditunjukan oleh grafik dibawah ini. Ada dua parameter penting untuk mempertimbangkan ketika kita menyeleksi diode rectifier.: 1. Diode memiliki daya dukung terhadap arus 2. Peak inverse voltage (PIV). Untuk rectifier setengah lingkaran dengan peride gelombang input mempunyai nilai rata-rat nol. PIV = Vs Dimana Vs adalah amplitude dari vs. 2. Rectifikasi Lingkarang Penuh Salah satu kerugian dari rektifikasi setengah lingkaran adalah bahwa setengah dari bentuk gelombang sumber tidak digunakan. Tidak ada kekuatan dari sumber yang akan diubah menjadi DC selama setengah lingkaran ketika bentuk gelombang masuk negatif. Rektifier lingkaran penuh, pada bagian yang lain, gunakan kedua bagian positif dan negatif dari bentuk gelombang masuk. Sebagai contoh dari rangkaian rektifikasi lingkaran penuh adalah : Perlu diketahui bahwa transformator mempunyai tap pusat dimana berhungan dengan area sekitarnya. Pada keduan kasus, arus keluaran i0(t) ≥0 dan tegangan keluaran v0 (t) ≥0: Sementara itu, rektifikasi lingkaran penuh adalah perbaikan besar dari setengah lingkaran.ada dua kerugiannya: • PIV = 2Vs-VD0, yang ini tentang dua kali dari rektifier setengah lingkaran. Pada kenyataannya ini memerlukan diode yang mahal atau sulit ditemukan. • Memerlukan keduanya sebagai kumparan banyak trafo sebagai rekfier setengah lingkaran. 3. Rektifikasi Jembatan (Bridge) Rectifier bridge digunakan untuk menghubungkan empat diode pada rumus bridge ini: Seringkali diode ini dapat dibeli dalam bentuk tunggal atau dalam empat terminal piranti. Catatan bahwa rectifier bridge tidak memerlukan trafo center-tap, tapi digunakan empat diode sebagai gantinya. Operasi dari rectifier bridge dapat dijumlahkan sebagai : 1. Ketika vs(t) >0 kemudian D1 dan D2 adalah menyala ketika D3 dan D4 adalah mati.


2. Ketika vs(t) <0 kemudian D1 dan D2 adalah mati ketika D3 dan D4 adalah menyala. Pada kedua kasus diatas, meskipun, v¬0(t)>0 :

Rektifier bridge adalah rangkaian rektifier yang paling populer. Keutungannya adalah :
• PIV=Vs-VD0, ketika kira-kira sama dengan rectifier setengah lingkaran.
• Tidak memerlukan tap pusat pada trafo, dengan rectifier setengah lingkaran.

GEOSTRUK II

REGANGAN PUTAR DAN NON PUTAR

Tensor regangan putar, eij, adalah varian dengan menghormati aturan arbitrar, bertukar posisi dengan nilai yang berasal dari koordinat system. Kita akan membahas implikasi dari sifat ini secara mendetail kemudian kita melihat tensor tegangan. Untuk saat ini, kita harus menerima kenyataan bahwa beberapa sifat tensor adalah bebas dari posisi dan orientasi koordinat system.
Nomenklatur untuk tensor putar eij adaah sebagai berkut:

Indeks pertama, mengidentifikasi (arah i.e.)dari pemindahan komponen ui, yang merupakan perubahan susunan dari 1 – 3 pada masing-masing kolom, kedua, mengidentifikasi tempat (i.e. permukaan normal senuah aksis) dimana pusat adalah pemindahan dari (u)j, merupakan perubahan susunan dari 1-3 pada masing-masing baris.
Tensor rotasi putar, eij, berlaku bagi regangan yang sangat kecil dan umum (atau asimetris) dari tensor babak kedua dan dapat dinyatakan sebagai penjumlahan tensor asimetris dan anti asimetris.

Dimana

Dan

Disini adalah simetris dan adalah asimetris. Komponen simetris dari tensor regangan putar yang sangat kecil, , dibalikkan dengan hanya dilatasi (perubahan pada volume) dan distortasi (perubahan pada bentuk). Oleh karena betuknya simentis, komponen ,berisi 6 variabel khusus. Komponen , dapat dikatakan sebagai regangan yang wajar, atau regangan irasional. Tensor asimetris hanya memiliki 3 variabel khusu dan hanya melibatkan komponen perputaran dari tensor regangan.
Dengan ini lebih sederhana didefinisikan sebagai pembedahan antara pergeseran sederhana dan pergeseran murni disertan lapisan kompaksi pengubur sebagai berikut:

Catatan bahwa saat ini saya telah ditandai dengan lapisan kompaksi pengubur yang sangat kecil. Ini telah selesai karena saya sekarang berhadapan dengan tensor yang lebih kecil (i.e. regangan yang sangat kecil). Deformasi gradien matriks untuk rumus ini adalah

Tensor regangan putar adalah

Untuk regangan yang lebih kecil pada tensor regangan putar dan deformasi gradient adalah sama.
Tensor regangan non putar, adalah

Komponen rotasi pemutar adalah

Untuk pergeseran murni yang menarik adalah kesamaan antara tensor regangan putar dan tensor regangan non putar. Kesamaan ini adlaah hilangnya kasus pergeseran sederhana.
Diingatkan kembali bahwa pemindahan rumus yang mana sebelumnya dibahas untuk yang sama dengan pergeseran sederhana sebagai kekuatan didalam zona sesar. Untuk regangan yang lebih kecil, diberikan rumus:

Deformasi gradien matriks dan tensor regangan putar pada rumus ini adalah

Dan tensor regangan non putar, adalah

Komponen rotasi dari regangan

Perbedaan antara pergeseran murni dan pergeseran sederhana adalah penjelasan mendalam dari konsideran aksis regangan dasar. Ini penting untuk dicatat bahwa meski pergeseran sederhana adalah deformasi rotasi, tetapi hal tidak sesuai kenyataan rotasi di dalam zona sesar.
Jenis dari rotasi adalah kontras, untuk contoh kita dari rotasi eksternal dimana pengendapan sedimen yang terus berputar .diberikan pembedahan rumus seperti dibawah ini.

Catatan bahwa kasus rotasi eksternal adalah kita berhadapan dengan regangan terbatas diman komponen dari deformasi gradien matrik adalah besar.

GEOSTRUK I

ANALISIS REGANGAN
Regangan pada batuan diukur menggunakan objek yang diketahui bentuknya. Inisial bentuk dapat berubah –ubah dari putaran kolumnal krinoidnya menjadi bentuk yang tidak teratur dari fragmen breksia. Dalam dua dimensi, putaran objek termasuk tabung skolitus, kolumnal krinoid, reduksi spot,vesikules, konsretin, dan oolit. Bentuk elips objeks termasuk kerikil konglomerat. Fosil selalunya memiliki bentuk tidak beraturan tetapi beberapa diantaranya berbentuk lembaran-lebaran,brachiopods dan trilobites yang simetris bilateral. Banyak bentuk kompleks termasuk spiral dari amonit, rongga-rongga pada karang,belemnits, dan cabang dari graptolit.
Analisis regangan yang sedikit mempersulit adalah pengukran bentuk elips dari sebaran objek. Pendekatan ini menggunakan peta peregangan lebih dari 45.000 km2 dari Appalanchian Planteau. The Devonian Catskil Delta dari Appalanchian Planteau berisi banyak dasar-dasar dari kolumnal krinoit yangparalel di dasar bidang.bentuk-bentuk elips diatas pada permukaan trotoar menjadi saksi dari deformasi appalanchian planteau. Keadaan regangan paralel untuk singkapan dasar adalah representasi dari komponen : dasar-dasar regangan, ε1 dan ε2 dan orientasi dari regangan elips sebagai pegukuran yang menggunakan salah satu dari dasar regangan aksis yang berhubungan dengan arah utara.
Pada pengukuran sebenarnya,berisi dua hal : perbandingan aksial dan orientasi dari panjang aksis. Perbandingan aksial adalah sebuah pengukuran dari elipticity (R) :

Dalam sebuah publikasi paper geologi, Engelder And Engelder (1977), mempersembahkan peta penampakan strike dari θ dan nilai R dimana bervariasi 1.1 dan 1.2. Nilai dari ε1 dan ε2 tidak mungkin untuk diukur secara langsung walaupun dapat mereka kalkulasi dari rumus diatas karena regangan pada planteau adalah kerugian volume regangan.
Tipe kedua dari deformasi objek membuktikan bahwa penanda regangan adalah elips dengan inisial elipticity (Ri).bentuk deformasi atas dari final elips Rf adalah sebuah fungsi dari orientasi dan perbandingan dari inisial ellipticity yang berhubungan dengan deformasi. Pada keadaan deformasi, orientasi aksis panjang dari elips yang berhubungan dengan beberapa penanda adalah data pada Rf dan dapat dibuat grafik dari bentuk plot Plot ini kemudian dapat dibandingkan dengan standar dengan merujuk pada kurva untuk perbedaan nilia fo inisial elipticity Ri dan regangan elips Rs. Plot Memiliki dua bentuk yang bergantuk pada, apakah Ri >Rs ataukah Ri

Hal yang paling indah, dikarenakan penilaian regangan yang populer adalah trilobites dan branchiopod dengan garis simetris. Jika letak garisnya simetrisnya paralel untuk arah regangan dasar, kemudian regangan mengalami pergeseran sudut dari garis dasar pada fosil adalah nol. Pada orientasi deformasi fosil, masih merupakan sutau bentuk simetris. Jika garis penanda simetris maka tidaklah paralel untuk arah regangan dasar dari simetris yang muncul untuk mengalami pergeseran deformasi. Bentuk terakhir dari brahiopod atautrilobite adalah sebuah bentuk condong.bentuk condong baik kiri maupun kanan bergantung atas defleksi dari aksis simetris. Bentuk simetris dapat bergeser pada sebuah batasan atau bentuk luas bergantung pada orientasi penanda dari fosil yang berhungan dengan pendekatan arah.

Bentuk penanda dari fosil dapat ditandai dengan terminologi panjang maupun lebar.
r0 = l0/b0
Regangan pada batuan dapat dideterminankan dengan menggunakan perbandingan panjang dan lebar terakhir.
Batasan bentuk ini
rn = ln/bn = (l0R)/b0
Pada bentuk lebar
rb = lb/bb = (l0R)/b0
Meskipun bentuk asli perbandingan r tidak diketahui, kita dapat menghitung regangan elips dan r, dari rumus di bawah
R = (rn/rb)1/2
r = (rbrn)1/2.

regangan elipsoid memperlihatkan regangan pada tiga dimensi dimana ketiga aksis dari regangan pembatas dikenal sebagai  Perluasan panjang adalah di arah 1. Perbandingan regangan dasar difenisikan sebagai
Rxy = 
dan
Ryz = 
Plot Rxy melawan Ryz dikenal sebagai grafik Flinn. Flinn membayangkan parameter k untuk mendeskripsikan posisi dari regangan elipsoid pada grafik Flinn.

Jika k adalah lebih besar dari 1 maka regangan elipsoid berbentuk seperti cerutu sedangkan jika k lebih kecil dari 1 maka regangan elipsoid berbentuk kue dadar.

Sabtu, 06 Agustus 2011

TUGAS PENDAHULUAN I

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGUKURAN DASAR

1. A. MISTAR : MENGUKUR PANJANG
NST=0,1 MM
B. JANGKA SORONG : MENGUKUR DIAMETER
NST=0,05 MM
C. MIKROMETER SEKRUP : MENGUKUR DIAMETER
NST=0,01 MM
D. NERACA ; MENGUKUR MASSA
NST=0,01 KG
E. STOPWATCH : MENGUKUR WAKTU
NST=0,1 S
2. PERS. 2
( UNTUK PEMBUKTIAN RUMUS, KARENA TIDAK BISA DIAKSES, HUBUNGI PEMILIK BLOGG)
PERS 3
TERBUKTI
3. A. NILAI SKALA TERKECIL (NST) ADALAH NILAI MINIMUM YANG DAPAT TERUKUR OLEH SUATU ALAT UKUR DENGAN TELITI
B. KESALAHAN RELATIF (KSR) ADALAH PERSENTASE KESALAHAN PENGUKURAN YANG DIHASILKAN OLEH SUATU LAT UKUR
4. KARENA DENGAN MENGHITUNG KSRNYA, DATA HASIL PENGUKURAN TERSEBUT DAPAT DIKETAHUI KEBENARANNYA.

Senin, 18 April 2011

IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN

3.1. JUDUL

Identifikasi Batuan Sedimen

3.2. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dari acara identifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
a. Praktikan mampu mengidentifikasi batuan sedimen
b. Praktikan mampu menjelaskan jenis-jenis batuan sedimen

3.3. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan sedimen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Alat dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.
No Nama Alat Kegunaan
1. Komparator batuan Sebagai bahan pembanding ukuran butir mineral
2. Lubang Preparat Untuk melihat warna batuan
3. Pensil Warna Untuk menggambar batuan yang diamati
4. Rocks and Minerals Referensi klasifikasi batuan beku
5. Mistar Sebagai alat bantu pembuatan tabel

Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan sedimen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.
No Nama Bahan Kegunaan
1. Batu Pasir Sebagai bahan acara 1
2. Batu Gamping Traventin Sebagai bahan acara 2
3. Batu Gamping Terumbu Sebagai bahan acara 3
4. Batu Gamping Kapur Sebagai bahan acara 4
5. Batu Bara Lignit Sebagai bahan acara 5

3.4. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/ kasat mata berdasarkan sifat-sifat fisinya:
• Warna
• Tekstur
• Struktur
• Komposisi mineral pembentuk batuan
3) Menentukan nama batuannya
4) Mengisi data pada lembar pengamatan

3.5. LANDASAN TEORI
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang telah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organism, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan.
1. Warna

Beberapa ciri warna mineral yang penting dalam batuan sedimen :
 Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
 Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila berwarna
hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan dengan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
 Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomite, ciri
utama mineral karbonat adalah bereaksi dengan HCL.
 Lempung : bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin yang
merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.

2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitaan dengan ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen:
1. Tekstur Klastik : jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran butir dan bentuk butir. Untuk ukuran butir digunakan skala W. wentworth sebagai berikut :

Nama Batuan Ukuran Butir (mm)
Boulder (Bongkah) >256
Cobble (Brangkal) 64 – 256
Pebble (Kerakal) 4 – 64
Granule (Kerikil) 2 – 4
Sand (Pasir) 1/16 – 2
Silt (Lanau) 1/256 – 1/16
Clay(Lempung) < 1/256 Agar lebih mudah melakukan pengukuran ukuran butir, maka digunakan alat pembanding ukuran butir batuan yang disebut komparator batuan. Bentuk butir dibagi dua, yaiitu : membulat (rounded) dan meruncing (angular). Bentuk butir akan memperngaruhi penamaan batuan apabila berukuran lebih bessar dari 2 mm. 2. Tekstur non-klastik : cirri khas dari tektur non-klastik adalah adanya Kristal yang saling menjari, tidak ada ruang pori-pori antarbutir, dan umumnya adalah memiliki satu mineral saja (monomineralik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia. Jenis Butir Ukuran Butir (mm) Kasar >5
Sedang 1 – 5
Halus <1 3. Struktur Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3 macam : a. Berlapis, bila ketebalan lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi b. Berdegradasi, bila butiran dalam batuan semakin halus dari bagian atas sampai bawah c. Silang-siur, bila satu seri pelapisan saling memotong dalam tubuh batuan 4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa, mika, karbonat, mineral lempung. (Firdaus, 2011) Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875) menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain). Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. (Moss,1977). Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan sedimen adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua, karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas bahkan sampai menuju atmosfer. Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan. Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan. Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti adanya patahan. (www.Geowacana.com) Zingg (1935) menggunakan nisbah b/a dan c/b (dimana a, b, dan c berturut-turut panjang, lebar, dan tebal partikel) untuk mendefinisikan empat kategori bentuk. Kategori-kategori itu—oblate, prolate, triaxial, dan equi-axial. Dimana klsafikasi ini membagi batuan sedimen berdasarkan bentuk kebundarannya yaitu sebagai berikut : 1. Angular (menyudut) (0-0,15): sangat sedikit atau tidak ada jejak penghancuran; sudut dan sisi partikel tajam; sudut sekunder (tonjolan minor dari profil partikel; bukan sudut antar-muka partikel) banyak dan tajam. 2. Subangular (menyudut tanggung) (0,15-0,25): sedikit jejak penghancuran; sudut dan tepi partikel hingga tingkat tertentu membundar; banyak terdapat sudut sekunder (10-20), meskipun tidak sebanyak seperti pada partikel menyudut. 3. Subrounded (membulat tanggung) (0,25-0,40): jejak penghancuran cukup banyak; sudut dan sisi partikel membundar; jumlah sudut sekunder relatif sedikit (5-10) dan umumnya membundar. Luas permukaan partikel berkurang; sudut-dalam asli, meskipun membundar, masih terlihat jelas. 4. Rounded (membundar) (0,40-0,60): Bidang-bidang asli hampir terhancurkan seluruhnya; bidang yang relatif datar masih dapat ditemukan. Sisi dan sudut asli menjadi melengkung dan membentuk kurva yang relatif besar; hanya sedikit ditemukan sudut sekunder (0-5). Pada kebundaran 0,60, semua sudut sekunder hilang. Bentuk asli masih terlihat. 5. Well rounded (sangat bundar) (0,60-1,00): tidak ada permukaan, sudut, atau sisi asli; semuanya membentuk lengkungan-lekungan besar; tidak ada bagian yang datar; tidak ada sudut sekunder. Bentuk asli tidak terlihat lagi, amun dapat diperkirakan dari bentuknya yang sekarang. (www.alfonsus simalango.blogspot.com) Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen yang diakibatkan oleh proses pengendapan dan energi pembentuknya. Pembentukkannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun segera setelah proses pengendapan. Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu : Syngenetik : terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, disebut juga sebagai struktur primer. Epigenetik : terbentuk setelah batuan tersebut terbentuk seperti kekar, sesar, dan lipatan. Pembagian struktur sedimen ada beberapa macam dan versi dari peneliti yang menganalisa dan mempelajari struktur sedimen, pembagian struktur sedimen menurut Pettijohn : 1. Struktur Sedimen Primer: Struktur pada batuan sedimen yang terjadi pada saat proses sedimentasi sehingga dapat di gunakan untuk mengidentifikasi mekanisme pengendapan. 2. Struktur Sedimen Sekunder : struktur sedimen yang terjadi pada batuan sedimen pada saat sebelum dan sesudah proses sedimentasi yang juga dapat merefleksikan lingkungan pengendapan, keadaan dasar permukaan, lereng,dan kondisi permukaan. 3. Struktur Sedimen organik: Struktur sedimen yang terbentuk akibat dari proses organisme pada saat dan sesudah terjadi proses sedimentasi. ( Pettijohn & Potter, 1964 ) Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri dari fragmen dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir, atau bahkan granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika. Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan fosil tumbuh-tumbuhan.
Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit, cangkang fosil dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil penguapan), utamanya tersusun oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen “ironstone” tersusun oleh mineral oksida besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit). Batuan sedimen posfat tersusun oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon. Batuan sedimen silika (chert atau opal) tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.
Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya bahan semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material karbonat, oksida besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara megaskopikan. ( www.amonline.net)












3.6. DATA HASIL PENGAMATAN

 Nomor Peraga : 1
 Nama Batuan : Batu Pasir
 Warna : Putih
 Tekstur : Klastik
 Struktur : Berlapis
 Komposisi Mineral : Kwarsa
 Ukuran Butir : ( 1/16 – 2 ) mm
 Sortasi : Baik

Sumber: www. Geology.com




 Nomor Peraga : 2
 Nama Batuan : Batu Gamping Traventine
 Warna : Putih
 Tekstur : Non Klastik
 Struktur : Berlapis
 Komposisi Mineral : Kwarsa
 Ukuran Butir : Halus
 Sortasi : Baik

Sumber: www.Geology.com


 Nomor Peraga : 3.1
 Nama Batuan : Batu Gamping Terumbu
 Warna : Kuning Kecoklatan
 Tekstur : Klastik
 Struktur : Silang siur
 Komposisi Mineral : Karbonat
 Ukuran Butir : Kasar
 Sortasi : Sedang
Sumber: www.geology.com

 Nomor Peraga : 3.2
 Nama Batuan : Batu Gamping Kapur
 Warna : Putih
 Tekstur : Non Klastik
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Kwarsa
 Ukuran Butir : Halus
 Sortasi : Baik

Sumber: www. Geology.com


 Nomor Peraga : 4
 Nama Batuan : Batu Bara lignit
 Warna : Hitam
 Tekstur : Non Klastik
 Struktur : Berlapis
 Komposisi Mineral : Karbonat
 Ukuran Butir : Halus
 Sortasi : Baik

Sumber: www.Geology.com




3.7. PEMBAHASAN
Dalam acara identifikasi batuan sedimen, batuan yang berhasil di identifikasi adalah batu pasir (1), batu gamping frame(2), batu gamping terumbu (3.1), batu gamping kapur (3.2) dan batu bara lignit (4). Pada identifikasi batuan sedimen, terdapat tiga jenis batu gamping. Menurut Embry dan Klovan (1971), batuan karbonat yang merupakan induk dari batu gamping terdiri dari 9 jenis yang dikelompokan menjadi 2 kelompok besar yaitu kelompok organic dan non organik. Kelompok organic terdiri dari bafflestone, bingstone dan framestone, sementara pada kelompok anorgani, batu gamping terdiri dari mudstones, wackestones, bafflestone, dan grainstone.
Batuan yang pertama diidentifikasi adalah batu pasir. Batu pasir merupakan batuan sedimen yang tersusun oleh partikel-partikel pasir yang mengalami kompaksi.batu pasir yang diidentifikasi berwarna putih. Batu pasir pada umumnya tersusun seperti lapisan-lapisan. Batu pasir juga memiliki tekstur klastik sehingga dalam pengelompokan berdasarkan ukuran butir menurut skala wentworth, butiran penyusun batu pasir berukuran (1/16 – 2) mm. Mineral utama penyusun batu pasir adalah kwarsa. Batu pasir juga memiliki sortasi yang baik.
Batu gamping traventine sangat didominasi oleh warna putih. Pada umumnya batuan ini ditemukan di dalam gua. Tekstur dari batu gamping traventine adalah non klastik. Batuan pada kelompok ini bersifat monomineralik, artinya hanya tersusun dari satu satu mineral saja. Struktur traventine adalah berlapis. Traventine didominasi oleh mineral kwarsa dengan ukuran butir penyusun batuan yang sangat halus. Distribusi ukuran butir dalam batuan (sortasi) sangat baik. Menurut www.geology.com, traventine merupakan batuan yang terbentuk dari sedimentasi kimia. Mineral utama traventine adalah kalsium karbonat (CaCO3).
Batuan yang diidentifikasi pada urutan ketiga terdiri dari dua jenis, yaitu batu gamping terumbu dan batu gamping kapur (chalkstone). Batu gamping terumbu yang diidentifikasi berwarna kuning kecoklatan. Batu gamping terumbu memiliki tekstur klastik dan berstruktur silang siur, artinya ada satu seri pelapisan pada batuan yang memotong seri pelapisan yang lain. Mineral penyusun batu gamping terumbu adalah karbonat. Batu gamping terumbu memiliki ukuran butir yang kasar. Selain itu, batu gamping terumbu memiliki sortasi yang sangat baik. Batu gamping terumbu terbentuk akibat adanya aktivitas dari coral atau terumbu pada perairan yang hangat dan dangkal.
Batu gamping kapur (chalk stone) didominasi oleh warna putih. Batuan ini bertekstur non klastik,. Struktur batuan ini adalah masif karena tidak memiliki lapisan dan lubang pada permukaannya. Chalkstone didominasi oleh mineral kwarsa. Kwarsa merupakan mineral yang brwarna putih jernis, seperti warna susu. Ukuran butir pada grainstone sangat halus yakni <1 mm, sehingga sortasinya sangat baik. Menurut www.geology.com, batu gamping kapur merupakan akumulasi dari cangkang kapur organism laut yang telah mati.
Jenis batu bara yang diidentifikasi pada praktikum ini adalah batu bara lignit. Batu bara lignit berwarna hitam. Tekstur batuan ini adalah non klastik. Struktur batuan ini berlapis dengan ukuran butir yang halus. Batu bara lignit tersusun atas mineral karbonat. Menurut www.geology.com, Batu bara merupakan salah satu batuan sedimen organik yang terbentuk dari akumulasi dan pelestarian bahan tanaman. Batu bara juga merupakan salah satu bahan bakar fosil yang banyak digunakan dalam industri. Batu bara jenis lignit merupakan batu bara yang menempati peringkat terendah dengan efisiensi pembakaran (60 – 70) %.


3.8. PENUTUP
3.8.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari acara identifikasi batuan sedimen adalah sebagai berikut:
1) Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor.
2) Berdasaarkan teksturnya, batuan sedimen dikelompokan menjadi dua yaitu batuan sedimen klastik dan batuan sedimen non-klastik.
3) Mineral penyusun batuan sedimen antara lain feldspar, mika, kwarsa, karbonat dan mineral lempung.

3.8.2. Saran

Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum identifikasi batuan sedimen adalah agar alat yang masih kurang agar segera dilengkapi sehingga praktikan tahun yang akan datang dapat melaksanakan acara identifikasi batuan sedimen dengan baik sehingga hasilnya akan maksimal. Selain itu juga, bahan praktikum haruslah diberikan batuan yang berbeda jenis sehingga dapat diidentifikasi dengan mudah.




DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2011.Modul Praktikum Geologi Dasar. Universitas Haluoleo: Kendari
Http:// www.alfonsus simalango.blogspot.com/Batuan-Sedimen/html. (Diakses tanggal 13 April 2011)
Http:// www.amonline.net/Mineral-Batuan/htm. (Diakses tanggal 13 April 2011)
Http://www.geology.com/rocks/limestone.shtml (Diakses tanggal 18 April 2011).
Http://www.Geowacana.com/Batuan-Sedimentasi-2/htm. (Diakses tanggal 14 April 2011)
Moss,S.J. et. al. 1997. New Observations on the Sedimentary and Tectonic Evolution of the Tertiary Kutai Basin, East Kalimantan. In Fraser, A.J., Matthews, S.J. & Murphy, R.W. eds. Petroleum Geology of Southeast Asia, Special Publications .126, pp. 395-416. The Geological Society: London.
Tiercelin, J.J. 1990. Rift-basin Sedimentation: Responses to Climate, Tectonism and Volcanism. Journal of African Earth Science: Afrika Timur.










PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA III
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN



OLEH :
NAMA : NURSAHIRUDDIN
STAMBUK : F1B1 10 012
KONSENTRASI : GEOLOGI
KELOMPOK : V (LIMA)
ANGGOTA : 1). FADIL MAFHUT (GEOLOGI)
2). MELANINGSIH (GEOFISIKA)
3). HERLANI SADIDU (GEOFISIKA)
ASISTEN : NASRUDIN


LABORATORIUM KEBUMIAN
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
Klasifikasi Embry Dan Klovan (1971)










Klasifikasi Dunham (1962)

Senin, 11 April 2011

LAPORAN BATUAN BEKU

2.1. JUDUL
Identifikasi Batuan Beku
2.2. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan praktikum acara indentifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
a. Praktikan mampu mengidentifikasi batuan beku
b. Praktikan mampu mengklasifikasikan batuan beku
2.3. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan beku dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Alat dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.

No Nama Alat Kegunaan

1. Komparator batuan Sebagai bahan pembanding dalam mengidenfikasi
batuan beku
2. Lubang Preparat Untuk melihat warna batuan
3. Pensil Warna Untuk menggambar batuan yang diamati
4. Rocks and Minerals Referensi klasifikasi batuan beku

Bahan yang digunakan dalam praktikum identifikasi batuan beku dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Bahan dan kegunaannya dalam praktikum identifikasi batuan beku.

No Nama Bahan Kegunaan
1. Gabro Sebagai bahan acara 1
2. Zeolit Sebagai bahan acara 2
3. Andesit Sebagai bahan acara 3
4. Basal Sebagai bahan acara 4

2.4. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum identifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Melakukan identifikasi batuan beku secara megaskopis/ kasat mata.
Berdasarkan sifat-sifat fisinya:
• Warna
• Tekstur
• Struktur
• Komposisi mineral pembentuk batuan
3) Menentukan nama batuannya
4) Mengisi data pada lembar pengamatan

2.5. LANDASAN TEORI
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3 jenis golongan. Mereka adalah: batuan beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite. (www.vulcano.und.edu)
Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik mengalami kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
1) Batuan beku intrusif (plutonik) seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite yaitu batuan beku yang mengeras di bawah permukaan bumi.
2) Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung, riolit dan scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi. (www.Budi Setiyarso.blogspot.com)
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
- Berdasarkan Genetik
Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin).contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
- Berdasarkan Senyawa Kimia
Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit, Riolit.
Dari segi warna,batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
- Berdasarkan Susunan Mineralogi
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a. Batuan dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan gang
Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. (Nesse, 2000)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuna beku adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.
1. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu sendiri. Mineral-mineral tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifatbasa/ mafic).
2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan sususnan butir mineral penyusun batuan. Tekstur dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur yang umumnya sering dijumpai pada batuan beku :
a. Feneritik
b. Afanitik
c. Porfiritik
d. Glassy
e. Fragmental
3. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan beku:
a. Masif
b. Jointing
c. Vesikular
d. Aliran
e. Amigdaloidal
4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, olivine, piroksen. Mineral-mineral penyusun batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika feldspar, karbonat, mineral lempung. (Firdaus, 2011)
Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari magma basaltik,walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang disusun oleh mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral kimia dan pola mineral yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal. Keseluruhan tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti tekstur mesostasis . Demikian pula, mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca yang identik dengan yang diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di bumi. Sehingga, batu hampir identik dengan nakhlites yang telah ditemukan di Bumi. Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan mineral dan kesamaan tekstur dengan batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh piroksin, olivin, plagioklas, dan oksida Fe-Ti - seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur keseluruhannya adalah phenocrystic atau porfiritik basal. Pada NWA817 dan MIL03346 ada pengecualian yaitu bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca. (Sautter , 2002)

Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku berbutir halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau dekat permukaan Bumi) menghasilkan kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik, kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan granit. Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku lelehan namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku. Cairan (umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan untuk banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya adalah pembentukan kristal besar.( Nakamura dkk, 2002)

2.6. DATA HASIL PEGAMATAN

 Nomor Peraga : 1
 Nama Batuan : Gabro
 Warna : Hitam
 Sifat Batuan : Mafic
 Tekstur : Faneritic
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Muskofit, Biotit
(Sumber: www.Geology.com)



 Nomor Peraga : 2
 Nama Batuan : Zeolit
 Warna : Abu-abu
 Sifat Batuan : Falsic
 Tekstur : Afanitic
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Plagioklas
(Sumber: www.Geology.com)



 Nomor Peraga : 3
 Nama Batuan : Andesit
 Warna : Merah Daging
 Sifat Batuan : Intermediet
 Tekstur : Afanitic
 Struktur : Jointing
 Komposisi Mineral : Ortoklas
(Sumber: www.Geology.com)



 Nomor Peraga : 4
 Nama Batuan : Basal
 Warna : Hitam
 Sifat Batuan : Mafic
 Tekstur : Afanitic
 Struktur : Masif
 Komposisi Mineral : Piroksin, Biotit
(Sumber: www.Geology.com)

2.7. PEMBAHASAN

Dalam acara identifikasi batuan beku, terdapat empat jenis batuan beku yang akan diindentifikasi. Batuan beku tersebut adalah gabro (1), zeolit (2), andesit(3) dan basal (4). Berdasarkan kandungan SiO2 –nya, batuan beku yang diidentifikasi dikelompokan menjadi dua yaitu masfic dan intermediet. Identifikasi ini didasarkan pada warna batuan yang mana batuan basal dan gabro bersifat mafic sedangkan zeolit dan andesit bersifat intermediet.
Batuan pertama yang diklasifikasikan adalah gabro. Batuan ini berwarna hitam dengan sedikit butiran-butiran kuning pada permukaannya. Menurut (www.geology.com) Gabro merupakan batuan beku pultonik yaitu batuan yang terbentuk jauh dibawa permukaan bumi. Hal ini dicirikan dengan adanya mineral-mineral yang yang relative besar pada batuan ini. Batuan ini bersifat mafic (basa) dengan kadungan silikon 45% - 52%. Sifat kimia ini juga sangat tampak dengan adanya warna batuan yang suram(gelap). Tektur batuan ini adalah faneritik. Hal ini disebabkan oleh adanya butiran mineral penyusun batuan yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
Selain itu, batuan ini tidak memiliki retakan-retakan ataupun lubang-lubang gas pada permukaannya sehingga struktur keseluruhan batuan ini adalah masif. Batuan ini mengandung mineral mika. Mika itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu muskovit (mika yang berwarna putih) dan biotit (mika yang berwarna hitam). Pada batuan gabro, muskovit lebih dominan dibandingkan dengan biotit yang hanya merupakan fragmen pada batuan ini.
Batuan kedua yang diidentifikasikan adalah zeolit. Batuan ini berwarna abu-abu. Batuan ini bersifat felsic dengan kandungan silikon > 65 %. Kadar silikon ini sangat tampak jelas dengan adanya warna batuan yang terang. Dari segi tekstur, batuan ini digolongkan kedalam kelompok afanitik yaitu batuan dengan butiran mineral yang sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan ini berbentuk pejal dengan tidak adanya retakan maupun lubang gas pada permukaan batuan. Sehingga batuan ini berstruktur masif. Komposisi mineral batuan zeolit adalah plagioklas.
Batuan ketiga yang diidentifikasi adalah andesit. Batuan ini berwarna merah daging sedangkan warna lapuk dari batuan ini adalah cokelat. Berdasarkan kandungan SIO2-nya, batuan andesit merupakan kelompok dari intermediet. Batuan andesit memiliki Silikat sekitar 57 %. Butiran mineral penyusun batuan andesit tidak dapat dilihat dengan mata (afanitik). Batuan andesit berstruktur jointing dengan retakan - retakan pada permukaannya. Mineral utama penyusun batuan andesit ini adalah ortoklas. Ortoklas merupakan merupakan minera feldspar yang berwarna merah daging dengan bidang belahan yang tegak lurus atau 90o .
Batuan terakhir yang dilakukan identifikasi pada acara identifikasi batuan beku adalah Batu Basal. Menurut (www.vulcano.und.edu), batu basal merupakan batuan beku vulkanik yaitu batuan beku yang terbentuk diatas permukaan bumi melalui proses pendinginan yang sangat cepat. Hal ini menyebabkan Kristal batu basal lebih kecil. Batuan ini bersifat mafic atau basa. Hal ini direpsentasikan dengan adanya warna batuan yang gelap. Butiran mineral penyusun batuan ini tidak dapat dilihat secara kasat mata karena ukuran butiran yang relatif seragam. Batu basal pada umumnya berbentuk masif (pejal tanpa retakan dan lubang udara). Batuan ini terbentuk dari dua mineral yaitu piroksin dan biotit.

2.8. PENUTUP

2.8.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari acara identifikasi batuan beku adalah sebagai berikut:
1) Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di atas permukaan bumi maupun dibawah permukaan bumi.
2) Batuan beku dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Tempat terbentuk
 Batuan beku intrusif
 Batuan beku ekstrusif
b. Komposisi kimia
 Batuan beku asam (Felsic)
 Batuan beku intermediet
 Batuan beku basa (Mafic)
 Batuan beku ultra basa
c. Tekstur
 Faneritik
 Afanitik
 Porfiritik
 Glassy
 Fragmental
d. Struktur
 Masif
 Jointing
 Vesikular
 Aliran
 Amigdaloidal
2.8.2. Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum identifikasi batuan buku adalah agar alat yang masih kurang agar segera dilengkapi sehingga praktikan tahun yang akan datang dapat melaksanakan acara identifikasi batuan beku dengan baik sehingga hasilnya akan maksimal.





















DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, 2011, Modul Praktikum Geologi Dasar, Universitas Haluoleo: Kendari
Http://www.Budi Setiyarso.blogspot.com/Batuan 1.htm.(diakses tanggal 9 April 2011)
Http://www.geology.com/igneous rock.htm (diases tanggal 8 April 2011)
Http://www.vulcano.und.edu/Batuan Beku.htm.(diakses tanggal 9 April 2011)
Nakamura, N., Yamakawa, A., Yamashita, K., Kobayashi, T., Imae, N., Misawa, K., Kojima, H., 2002, REE abundances and Rb–Sr age of a new Antarctic nakhlite Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo
Nesse, W.D., 2000. Introduction to Mineralogy. Oxford University Press: New York
Sautter, V., Barrat, J.A., Jambon, A., Lorand, J.P., Gillet, Ph., Javoy, M., Joron, J.L., Lesourd, M, 2002, A new Martian meteorite from Morocco: the nakhlite North West Africa 817. Earth Planet: Afrika Barat













PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
ACARA II
IDENTIFIKASI BATUAN BEKU





OLEH :
NAMA : NURSAHIRUDDIN
STAMBUK : F1B1 10 012
KONSENTRASI : GEOLOGI
KELOMPOK : V (LIMA)
ANGGOTA : 1). FADIL MAFHUT (GEOLOGI)
2). MELANINGSIH (GEOFISIKA)
3). HERLANI SADIDU (GEOFISIKA)
ASISTEN : NASRUDIN



LABORATORIUM KEBUMIAN
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011